Rabu, 26 Juni 2013

Hubungan Antara Perawatan Kebersihan Vulva Dengan Kejadian Keputihan Pada Wanita Usia Remaja Putri D-III Kebidanan Tingkat II

Posted by at 23.03
Review Karya Tulis Ilmiah

Kode     :    B-006
Judul      :    Hubungan Antara Perawatan Kebersihan Vulva Dengan Kejadian Keputihan Pada 
Wanita Usia Remaja Putri D-III Kebidanan Tingkat II STIKES (lokasi penelitian)
Tebal      :    48 + Lampiran
Jenis       :    Kuantitatif


ABSTRAKSI
Keputihan adalah merupakan sekresi vaginal abnormal pada wanita. Keputihan yang disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di dalam vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar, kerap pula disertai bau busuk, dan menimbulkan rasa nyeri sewaktu berkemih atau bersenggama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola perawatan vulva dengan kejadian keputihan. Desain penelitian ini menggunakan deskriptif korelasi, populasinya adalah wanita usia remaja di Stikes ………………….. (lokasi penelitian anda)  sebanyak 38 mahasiswa, dengan menggunakan total sampling, cara mengambil data yaitu dengan kuesioner, data di analisa menggunakan rank sperman. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa 52.6% perawatan  kebersihan vulva dilakukan cukup baik, oleh responden. Hal ini dapat di simpulkan bahwa dari 38 responden yang mengalami keputihan Patologis sebanyak 55.3%  responden, dan yang mengalami keputihan yang tidak Patologis (fisiologis) sebanyak 44.7% responden. Ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara perawatan kebersihan vulva dengan kejadian keputihan patologis. Dari hasil penelitian ini, di harapkan untuk menigkatkan kesadaran melakukan Perawatan  Kebersihan Vulva pada wanita usia remaja khususnya mahasiswa tingkat II di Stikes ………………….. (lokasi penelitian anda). Melihat hasil penelitian ini dapat di ketahui bahwa dengan perawatan kebersihan yang cukup baik yang mengalami keputihan patologis hampir setengahnya. Hal ini sudah di buktikan melalui penelitian yng dilaksanakan di Stikes ………………….. (lokasi penelitian anda) pada tanggal ……………... (waktu penelitian)

LATAR BELAKANG
Keputihan adalah merupakan sekresi vaginal abnormal pada wanita. Keputihan yang disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di dalam vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar, kerap pula disertai bau busuk, dan menimbulkan rasa nyeri sewaktu berkemih atau bersenggama. Karena keputihan bukan merupakan penyakit yang berbahaya dan tidak menimbulkan konsekuensi besar, maka tidaklah mengherankan bila ada dokter yang tidak menaruh perhatian pada infeksi ini. Akan tetapi kejadian keputihan yang berulang selain menimbulkan nyeri dapat juga menimbulkan stress emosional (Mahannad S, 2009; 1). Pada Remaja perawatan kebersihan vulva kurang diperhatikan, mereka juga  banyak yang menggunakan celana dalam ketat, karena kebiasaan yang kurang baik tersebut bakteri mudah mencapai vagina dan terjadilah infeksi.
Meskipun termasuk penyakit yang sederhana kenyataannya keputihan adalah penyakit yang tak mudah di sembuhkan. Penyakit ini menyerang sekitar 50% populasi perempuan dan mengenai hampir dari semua umur. Data penelitian tentang kesehatan reproduksi remaja menunjukkan 75% remaja di dunia pasti menderita keputihan paling tidak sekali seumur hidup dan 45% diantaranya bisa mengalaminya sebanyak 2 kali atau lebih. Di Indonesia remaja yang mengalami keputihan ini sangat besar, 75% remaja Indonesia pasti mengalami keputihan, minimal 1 kali dalam hidupnya. Sedangkan di jawa timur penderita keputihan mencapai 35%.(Blankast, Ariev. 2008)   
Wanita usia remaja yang dimulai pada umur 18-21 tahun dapat dijadikan sabagai responden karena pada usia tersebut rentan terjadi keputihan. Sehingga penelitian ini bisa difokuskan pada faktor perawatan kebersihan vulva. Terutama di D-III Kebidanan Tingkat II (lokasi penelitian anda). Setelah peneliti mengadakan study pendahuluan dari 8 mahasiswi usia remaja dari usia 18-21 di dapat 6 orang menderita keputihan. Mereka mengatakan bahwa keputihannya encer, melekat pada celana dalam dan berbau. Ada juga yang mengatakan keputihannya berwarna putih kekuningan agak kental, keluarnya setiap hari dan gatal. Mereka tidak terlalu memperhatikan teknik pembersihan, jika membersihkan dari belakang ke depan sesuai dengan kebiasaan.
Dari uraian di atas peneliti merasa tertarik untuk melakukan kajian bagaimana Hubungan antara perawatan kebersihan vulva dengan kejadian keputihan pada usia remaja putri D-III Kebidanan Tingkat II (lokasi penelitian anda)

RUMUSAN MASALAH
”Adakah Hubungan antara perawatan kebersihan vulva dengan kejadian keputihan Patologis pada usia remaja putri D-III Kebidanan Tingkat II (lokasi penelitian anda)” ?

TINJAUAN PUSTAKA
  • Perawatan Diri
Pada bab ini dipaparkan teori tentang pengertian perawatan, pembagian perawatan menurut Copernito, perawatan kebersihan vulva, dan fatkor yang dapat menyebabkan vagina beresiko infeksi
  • Alat-alat reproduksi wanita
Mendeskripsikan tentang teori genetalia eksterna, dan genetalia interna,.
  • Keputihan
Menjelaskan tentang pengertian keputihan, klasifikasi keputihan, macam-macam keputihan, penyebab keputihan, keadaan yang dapat mempermudah serangan infeksi jamur kandida dan mungkin membahayakan vagina, hal-hal yang menjadi bagian hidup sehari-hari tetapi amat mengganggu kesehatan kita, dan bebagai macam jenis pengobatan yang di gunakan untuk mengobati keputihan.
  • Remaja
Memaparkan teori tentang pengertian remaja, rentang usia masa remaja, karakteristik remaja, sifat dan sikap remaja, dan karakteristik perkembangan remaja.

METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yang bertujuan mendeskripsikan (memaparkan) hubungan antar variabel. Variabel independent dalam penelitian ini adalah pola perawatan kebersihan vulva sedang variable dependennya adalah keputihan. Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh wanita usia remaja putri di D-III Kebidanan Tingkat II STIKES (lokasi penelitian anda) Populasi berjumlah 38 responden. penelitian ini menggunakan total sampling yaitu semua subjek yang di ambil sejumlah 38 responden. Penelitian ini menggunakan metode kuesioner dengan bentuk pertanyaan tertutup (close ended). Peneliti menyebarkan kuisioner pada semua populasi kemudian peneliti memberi kode dan mengecek kelengkapan nama dan identitas, kelengkapan data dan isian data. Kemudian memberi sekor terhadap item yang diisi.

HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian disajikan dalam 2 bagian yaitu Data umum dan Data Khusus. Data umum yang  meliputi, umur. Sedangkan data khusus yaitu meliputi distribusi perawatan kebersihan vulva, distribusi tentang kejadian patologis, dan distribusi tentang hubungan antara perawatan kebersihan vulva dengan kejadian keputihan patologis.

Download B-006 KTI Lengkap
Download B-006 BAB 2

Senin, 24 Juni 2013

Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Konstipasi Pada Masa Nifas Fisiologis Hari Ke 3-7

Posted by at 20.03
Review Karya Tulis Ilmiah

Kode        :    B-005
Judul         :    Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Konstipasi Pada Masa Nifas Fisiologis Hari Ke 3-7
Tebal         :    55 halaman + lampiran
Jenis         :    Kuantitatif

ABSTRAKSI
Pada masa nifas dibutuhkan nutrisi yang meningkat dibandingkan pada masa kehamilan dan pengaturan makanan yang merupakan suatu kesatuan dengan perawatan medis dan pengobatan. Tetapi pada kenyataannya sebagian ibu nifas tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung serat dan air, sehingga bisa menyebabkan konstipasi pada masa nifas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pola makan dengan kejadian konstipasi pada masa nifas fisiologis hari ke 3-7. Penelitian ini dilakukan di (Lokasi penelitian anda). Variabel pada penelitian ini yaitu pola makan (variabel independen) dan kejadian konstipasi (variabel dependen). Penelitian ini menggunakan metode analitik korelasional. Dari 26 responden terdapat sebagian besar ibu nifas yaitu 65,4 % dengan pola makan sehat dan terdapat sebagian besar ibu nifas yaitu 53,8% tidak mengalami konstipasi. Pola makan dan kejadian konstipasi diukur secara bersamaan dengan menggunakan kuesioner, kedua variabel diuji dengan statistik spearman rank dengan hasil nilai korelasi koefisiensi 0,624, nilai signifikasi 0,001 < α < 0,01 yang berarti H1 diterima, sehingga diperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan pola makan dengan kejadian konstipasi, dengan arah hubungan positif, yaitu apabila pola makan sehat maka tidak akan terjadi konstipasi, sedangkan apabila pola makan kurang sehat akan terjadi konstipasi

LATAR BELAKANG
Masa nifas dimulai sesaat setelah keluarnya placenta dan selaput janin serta berlanjut hingga 6 minggu. Rasional pasti yang menjelaskan waktu 6 minggu tersebut, atau 42 hari, masih belum jelas, tetapi tampaknya berkaitan dengan kisaran kebiasaan budaya dan tradisi selain proses fisiologis yang terjadi pada masa ini (Fraser & Cooper, 2009). Hubungan antara defekasi dan pengalaman ibu sebelumnya cenderung membantu apakah terdapat masalah atau tidak. Timbulnya hemoroid dan konstipasi, umum terjadi saat kehamilan dan merupakan akibat pengaruh progesteron pada otot polos. Faktor lainnya adalah perubahan diet, dehidrasi selama persalinan dan kekhawatiran akibat trauma perineum.        Berdasarkan penelitian tentang konstipasi yang dilakukan oleh Dr. Catherine S. Bradley dari University of Lowa terhadap 103 wanita selama kehamilan dan nifas, terdapat 24% wanita yang mengalami konstipasi selama 3 bulan pertama setelah melahirkan (NFA, 2007). Sedangkan dari  hasil studi pendahuluan yang dilakukan dengan cara wawancara terhadap 5 ibu nifas di (lokasi penelitian anda) pada tanggal 8 April 2012, terdapat 3 orang (60%) mengalami konstipasi dan 2 orang (40%) lainnya tidak mengalami konstipasi.
Konstipasi mungkin terjadi pada masa nifas awal karena kurangnya makan berserat selama persalinan dan karena ibu nifas menahan defekasi. Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan fisiologis pada otot-otot tubuh dan gerakan peristaltik pada usus. Ibu nifas yang mempunyai luka laserasi biasanya akan menahan defekasi karena rasa takut akan rasa nyeri di daeral laserasi (Helen varney, 2008). Adanya pantang makan makanan berserat juga mempunyai bagian besar dalam kejadian konstipasi pada ibu nifas. Massa feses sangat ditentukan oleh asupan serat. Diet yang mengandung serat dalam jumlah besar akan menghasilkan feses yang lunak dan akan cepat melalui usus. Sebaliknya diet rendah serat akan menghasilkan feses yang kecil dan melewati usus secara perlahan.
Diet yang mengandung serat halus, peningkatan asupan cairan dan penggunaan laktasif profilaksis yang tidak mengiritasi usus dapat diberikan untuk mengurangi konstipasi (Franser & Cooper, 2009. Diet berperan penting dalam konstipasi, diet yang mengandung banyak serat seperti: sayuran, buah, mentega, telur, dan daging dapat mengurangi angka kejadian konstipasi. Untuk mendukung manfaat serat ini, ibu nifas diharapkan mencukupi asupan cairan sebanyak dua sampai tiga liter perharinya. Selain itu, ibu nifas diharapkan untuk cukup aktivitas atau mobilisasi dan olahraga untuk membantu mengatasi konstipasi. Berdasarkan data dan studi pendahuluan yang penulis dapatkan, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “ Hubungan antara pola makan dengan kejadian konstipasi pada ibu nifas fisiologis hari 3-7 Di (lokasi penelitian anda) Tahun 2012”.

RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah hubungan antara pola makan dengan kejadian konstipasi pada masa nifas fisiologis hari ke 3-7 di (lokasi penelitian anda) Tahun 2012?”

TINJAUAN PUSTAKA
  • Konsep Pola Makan
Pada tinjauan pustaka ini dipaparkan teori tentang definisi pola makan, komponen pola makan sehat, jenis pola makan, tujuan makan, fungsi makanan, cara pengolahan makanan, membentuk pola makan yang baik, dan faktor yang mempengaruhi pola makan.
  • Konstipasi
Menjabarkan teori tentang definisi konstipasi, etiologi konstipasi, gambaran klinis, dan pengobatan
  • Konsep Nifas
Memaparkan tentang definisi nifas, pembagian masa nifas, perubahan yang terjadi selama nifas menurut Helen Varney, kebutuhan dasar masa nifas, komplikasi masa nifas
  • Hubungan Antara pola makan dengan kejadian konstipasi pada ibu nifas fisiologia hari 3-7

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitk korelasional dengan pendekatan cross sectional. Variabel bebas (independen) dalam penelitian ini adalah pola makan sedang variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah kejadian konstipasi pada ibu nifas fisiologis hari ke 3-7. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas fisiologis hari ke 3-7 di (lokasi penelitian anda) pada tanggal ………………… (saat pelaksanaan penelitian). Tehnik sampling pada penelitian ini adalah consecutive sampling yaitu setiap anggota populasi yang memenuhi kriteria penelitian sampai kurun waktu pengambilan data sehingga sampel terpenuhi. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu nifas fisiologis hari ke 3-7 di (lokasi penelitian anda) pada tanggal ………………… (saat pelaksanaan penelitian) sebanyak 26 responden. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah menggunakan kuesioner. Bentuk kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah closed- ended questioner. Data diolah melalui editing, coding, scroing, tabulating. Pada analisis data ini menggunakan korelasi Rank Spearman. Dengan pengolahan data menggunakan perangkat lunak komputer yaitu SPSS uji dilakukan dengan cara signifikan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penyajian data ini dibagi menjadi dua bagian yaitu data umum dan data khusus. Data umum menampilkan karakteristik responden meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan keluarga. Data khusus menggambarkan tentang hubungan antara dua variabel. Data ini disajikan dalam tabulasi silang, data khusus ini meliputi karakteristik responden tentang pola makan, tabulasi silang pendidikan dengan pola makan, tabulasi silang pekerjaan dengan pola makan, tabulasi silang penghasilan keluarga dengan pola makan, karakteristik responden menurut kejadian konstipasi dan tabulasi silang pola makan dengan kejadian konstipasi pada masa nifas fisiologis hari ke 3-7 di (lokasi penelitian anda) Tahun 2012.
Pada pembahasan dijabarkan hasil penelitian secara deskriptif tentang pola makan pada ibu nifas, kejadian konstipasi pada masa nifas fisiologis hari ke 3-7, dan hubungan pola makan dengan kejadian konstipasi pada masa nifas fisiologis hari ke 3-7.

Download KTI B-005 Lengkap 
 Download KTI B-005 BAB 2

Minggu, 23 Juni 2013

Hubungan Pengetahuan WUS (Wanita Usia Subur) Tentang Imunisasi Vaksin HPV (Human Papiloma Virus) Dengan Sikap WUS Tentang Imunisasi Vaksin HPV

Posted by at 20.58
Review Karya Tulis Ilmiah

Kode      :   B-004
Judul      :   Hubungan Pengetahuan WUS (Wanita Usia Subur) Tentang Imunisasi Vaksin HPV (Human Papiloma Virus) Dengan Sikap WUS Tentang Imunisasi Vaksin HPV Di (Lokasi Penelitian Anda)
Tebal        :   72 halaman + Lampiran
Jenis        :   Kuantitatif

ABSTRAKSI
Kanker serviks (kanker leher rahim), penyakit ini banyak dialami oleh kaum wanita. Saat ini, kanker serviks menjadi penyebab kematian wanita nomor dua didunia setelah penyakit jantung koroner. Salah satu faktor  kemungkinan dikarenakan kurangnya pengetahuan, faktor sosial ekonomi, informasi tentang imunisasi vaksin HPV dan sikap terhadap penggunaan imunisasi vaksin HPV (Entri, 2010). Penelitian ini bertujuan unyuk mengetahui hubungan pengetahuan WUS tentang Imunisasi vaksin HPV dengan sikap WUS tentang imunisasi vaksin HPV. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal .............. di ..................... (lokasi penelitian). Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional, populasi pada penelitian ini sebanyak 485 responden dan sampel sebanyak 49 responden dengan menggunakan teknik random sampling, data dianalisis menggunakan uji statistika dengan rank spearmen. Dari penelitian ini didapatkan bahwa sebagaian responden memiliki pengetahuan cukup sebanyak 26 responden (53,1%), sedangkan responden yang memiliki sikap positif terdapat imunisasi vaksin HPV sebanyak 29 responden (59,2%). Dari hasil uji rank spearmen didapatkan diperoleh hasil uji signifikansi 0,003<0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 diterima yang berarti terdapat hubungan antara pengatahuan WUS tentang imunisasi vaksin HPV dengan sikap WUS tentang imunisasi vaksin HPV. Kanker serviks dapat dicegah dengan berbagai cara yaitu dengan menjaga pola hidup sehat serta pemberian informasi kesehatan melalui media massa (TV, radio, koran maupun sumber-sumber yang lain). Sehingga bagi wanita yang sudah mengerti dan mengetahui tentang kanker servik dianjurkan untuk melakukan imunisasi vaksin HPV untuk mencegah timbul atau terjadinya penyakit kanker serviks.

LATAR BELAKANG
Kanker serviks umumnya dikenal dengan penyakit kanker leher rahim, jenis penyakit ini banyak dialami oleh kaum hawa (wanita). Saat ini, kanker serviks menjadi penyebab kematian wanita nomor dua didunia setelah penyakit jantung koroner. Namun dalam kurun waktu satahun kedepan diprediksi kanker leher rahim ankan menjadi penyebab kematian nomor satu, jika tidak dilakukan upaya deteksi dini dan pengobatanya. Kanker servik telah diketahui disebabkan oleh sejenis virus yang dinamakan Human Papiloma Virus selanjutnya disebut sebagai HPV. Virus ini terdiri dari berbagai macam tipe, namun terdapat dua tipe yang paling membahayakan yaitu HPV tipe 16 dan 18. Saat ini sudah ada vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks. Vaksin ini dibuat dengan teknologi rekombinan, sehingga mempunyai ketahanan yang kuat. Vaksin ini merupakan pencegahan yang paling utama. Vaksin ini diberikan untuk wanita yang belum terinfeksi atau tidak terinfeksi HPV resiko tinggi (16 dan 18). Vaksin ini diberikan melalui suntikan di otot sebanyak tiga kali (Joe, 2010). Namun dalam kenyataannya masih banyak wanita yang belum menggunakan Imunisasi vaksin HPV, bahkan banyak wanita yang enggan melakukan, kemungkinan dikarenakan kurangnya pengetahuan, faktor sosial ekonomi, informasi tentang imunisasi vaksin HPV dan sikap terhadap penggunaan imunisasi vaksin HPV (Entri, 2010)
Badan kesehatan dunia (WHO) mengatakan, saat ini di Indonesia setiap tahun terdeteksi lebih dari 15.000 kasus kanker serviks, dan kira-kira sebanyak 8.000 kasus diantaranya berakhir dengan kematian (Kompas, 2011). Menurut data 83% penderita kanker serviks terdapat di Negara-negara berkembang 510.000 orang wanita di diagnosa terkena kanker serviks, 280.000 orang diantaranya meninggal dunia (Andrijono, 2010). Jumlah penderita kanker di Jawa Timur dalam kurun waktu lima tahun terakhir terus meningkat pada tahun 2005 terdapat 1.600 penderita, tahun 2008 meningkat menjadi 3.821 penderita, dan tahun 2010 mencapai 4.739 penderita (Bhirawa, 2010). (Paragraf ini adalah data survei awal penelitian anda)
Kanker serviks menyerang daerah leher rahim yang disebabkan infeksi virus HPV yang tidak sembuh dalam waktu lama. Jika kekebalan tubuh berkurang, maka infeksi HPV akan mengganas dan bisa menyebabkan kanker serviks. HPV ini ditularkan melalui hubungn seksual dan melalui penggunaan barang pribadi yang bersamaan, adapun gejala awal kanker serviks pada stadium lanjut, antara lain: keputihan yang tidak sembuh dengan pengobatan pada umumnya, nyeri pada perut bawah, perdarahan setelah melakukan hubungan intim, perdarahan setelah menopause. Yang menakutkan dari penyakit ini adalah penyakit yang tidak menimbulkan gejala sehingga kita tidak dapat mendeteksinya, kecuali kita rajin melakukan cek up. Jika kondisi kanker ini sudah memasuki tahapan yang cukup gawat maka gejala yang timbul keluar cairan kekuning-kuningan, berbau atau bercampur darah, tidak dapat BAK, sakit ketika melakukan hubungan seks, nyeri panggul, salah satu kaki bengkak, banyak perdarahan pada vagina, bocor air kencing dan feses dari vagina, keretakan tulang (Nurwijaya, 2010).
Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut para petugas kesehatan harus memberikan panyuluhan dan informasi sebanyak-banyaknya kepada WUS bagaimana cara mencegah terjadinya penyakit kanker servik sehinggan para WUS dapat mengerti dan memahami tentang manfaat imunisasi HPV serta dapat mengambil sikap atau tindakan untuk melawan HIV di masa mendatang (Depkes RI).
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang Hubungan Antara Pengetahuan WUS (Wanita Usia Subur) tentang Imunisasi Vaksin HPV (Human Papiloma Virus) dengan Sikap WUS (Wanita Usia Subur) tentang Imunisasi Vaksin HPV (Human Papiloma Virus).

RUMUSAN MASALAH
Bagaimana Hubungan Antara Pengetahuan WUS tentang Imunisasi Vaksin HPV dengan Sikap WUS  tentang Imunisasi Vaksin HPV di (Lokasi penelitian) ?

TINJAUAN PUSTAKA
  • Konsep Pengetahuan
Memaparkan teori tentang pengertian pengetahuan, tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif, faktor yang mempengaruhi pengetahuan, cara memperoleh pengetahuan, dan penilaian pengetahuan
  • Konsep Sikap
Mendeskripsikan teori tentang pengertian sikap, komponen pokok sikap, tingkatan sikap, karakteristik sikap, struktur dan pembentukan, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap, dan skala sikap
  • Konsep Wanita Usia Subur
Menjelaskan teori pengertian Wanita Usia Subur (WUS), pembagian masa wanita, klasifikasi WUS, tanda-tanda wanitas usia subur, dan faktor yang mempengarui kesuburan wanita,
  • Kanker Serviks
Memberikan penjelasan tentang pengertian kanker srviks, penyebab kanker serviks, faktor resiko, tanda dan gejala, pencegahan dan penatalaksanaan atau pengobatan.
  • Konsep Imunisasi Vaksin HPV
Berisi teori tentang pengertian imunisasi dan vaksin HPV, efektivitas kerja vaksin, macam vaksin HPV, dosis dan cara pemberian vaksin HPV, efek samping vaksin HPV, keuntungan imunisasi vaksin HPV, usia wanita melakukan Vaksin HPV, dan syarat sebelum melakukan vaksin
  • Konsep Perilaku
Menjelaskan pengertian perilaku, bentuk perilaku, faktor yang mempengaruhi perilaku, prosedur pembentuk perilaku, dan faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku.

METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian analitik. Kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena. Sedangkan rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah WUS di (lokasi penelitian) yang berjumlah 485 orang. Cara pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Probability sampling dengan tehnik simple random sampling. Besar sampel: Karena populasinya lebih dari 100 maka sample diambil 10% dari populasi 485 x 10%= 48,5 = 49 orang Maka sampel dalam penelitian ini adalah 49 orang. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel bebas adalah pengetahuan WUS tentang imunisasi vaksin HPV, sedang variabel terikatnya adalah sikap WUS tentang imunisasi vaksin HPV. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengkaji pengetahuan dan sikap berupa kuesioner bersifat tertutup, terdapat 20 pertanyaan yaitu 10 pertanyaan untuk pengetahuan WUS tentang imunisasi vaksin HPV dan 10 pertanyaan untuk sikap WUS tentang imunisasi vaksin HPV. Pengolahan data dilakukan dengan editing, coding, scoring dan tabulating.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Penyajian data ini dibagi menjadi dua bagian yaitu data umum dan data khusus. Data umum menampilkan gambaran umum tempat penelitian. Karakteristik responden meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, informasi kanker serviks dan sumber informasi. Data khusus menggambarkan tentan hubungan antara dua variabel. Data ini disajikan dalam tabulasi silang, data khusus ini meliputi tingkat pengetahuan wus tentang imunisasi vaksin HPV dengan sikap WUS tentang imunisasi vaksin HPV. Untuk mengetahui tingkat signifikan frekuensi antar variabel dalam mengukur hubungan yang bermakna akan diuji dengan memggunakan uji statistik Rank Spearman dengan software SPSS dengan tingkat signifikan 5% (0.05).

Download B-004 KTI Lengkap
Download B-004 BAB 2


© KTI n SKRIPSI is powered by Blogger - Template designed by Stramaxon - Best SEO Template